Senyawa-senyawa golongan Fitosterol dan Fitoesterogen

 https://youtu.be/uwvpSuJC-tE

Komentar

  1. seperti yg telah dijelaskan oleh maizatul di video bahwasanya dari uji yg telah dilakukan senyawa fitosterol tidak ditemukan di dalam ekstrak air buah buncis dikarenakan oleh energi ikatan hidrogen pelarut (air), yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana jika pelarut yang tadinya air yaitu pelarut polar digantikan dengan pelarut n heksan yang bersifat non polar atau esil asetat yg bersifat semi polar, apakah hasil akhirnya akan sama seperti menggunakan pelarut air?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ekstraksi dengan pelarut didasarkan pada sifat
      kepolaran zat dalam pelarut saat ekstraksi. Nah Senyawa polar itu hanya akan larut pada
      pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol
      dan air. Sedangkan Senyawa non-polar itu hanya dapat
      larut pada pelarut non-polar, seperti eter,
      kloroform dan n-heksana. Kemudian Setiap pelarut itu memiliki karakter berbeda dalam mengambil senyawa bioaktif suatu sampel yang berbeda kepolarannya. Pelarut metanol dan n-heksan digunakan dalam ekstraksi untuk
      mendapatkan senyawa berdasarkan tingkat
      kepolarannya (polar dan non-polar). Jadi Ekstraksi menggunakan pelarut dengan polaritas berbeda dapat menghasilkan ekstrak dengan polaritas yang berbeda pula sesuai dengan sifat kepolaran
      masing-masing ekstrak.

      Hapus
  2. seperti yang telah dijelaskan oleh maizatul pada videonya bahwa uji fitosterol pada senyawa alam buncis ini berkhasiat untuk menurunkan kadar glukosa darah atau hipoglikemik, nah saya ingin bertanya bagaimana mekanisme kerja dari khasiat buncis mengenai penurunan kadar glukosa dalam uji fitosterol pada senyawa dalam buncis tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi mekanisme kerja obat hipoglikemik oral, yaitu meningkatkan sekresi insulin (golongan sulfonilurea), meningkatkan kepekaan
      reseptor insulin sehingga absorpsi glukosa di jaringan perifer meningkat, serta
      menghambat penguraian polisakarida menjadi monosakarida, dan disini flavonoid mempunyai mekanisme antidiabetik yang sama dengan golongan sulfonilurea
      dalam menurunkan kadar glukosa darah yaitu dengan cara meningkatkan sekresi
      insulin pada organ pankreas. Selain itu, agen antidiabetik pada buncis
      juga terdapat pada senyawa fitosterol berupa
      β-sitosterol dan stigmasterol yang dapat
      merangsang sekresi insulin dari pankreas. β-
      sitosterol dan stigmasterol dapat merangsang
      pelepasan insulin dengan menghambat kerja glukosa-6-fosfatase dalam hati yang
      merupakan enzim utama untuk konversi
      karbohidrat menjadi gula darah sehingga
      kandungan ini dapat menjadi agen
      hipoglikemik dalam mengontrol gula darah
      pasien diabetes melitus.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini