Pada jurnal yang digunakan oleh maizatul sebagai referensi, disebutkan bahwa sifat gingerol yang tidak stabil
dan dapat berubah menjadi shogaol karena
dehidrasi saat proses pemanasan. Dan dari jurnal yang saya baca, gingerol dapat dibuat dengan ekstraksi secara batch
dari rimpang jahe segar dengan pelarut tidak
polar dan bertitik didih rendah 30-32°C dan
akan terdekomposisi menjadi shogaol pada
suhu 60°C Kedua hal ini berkaitan, yaitu sama sama membahas tentang senyawa gingerol pada rimpang jahe yang dapat berubah menjadi senyawa shogaol.
Yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah senyawa gingerol tetap dapat berubah menjadi shogaol jika pelarut yang dipakai pada proses ekstraksi tersebut adalah pelarut non polar dan suhu pemanasannya lebih rendah? jelaskan alasannya.
Dijurnal maiza terdapat komponen utama pembentuk rasa pedas pada jahe merah itu adalah gingerol dan shogaol, yang saya baca dari jurnal maiza tidak terdapat pembahasan secara bidang farmasi tentang kandungan gingerol dan shogaol dari ekstrak jahe metah. sedangkan dari jurnal yang saya baca tentang kayu secang, kayu secang saja dapat digunakan dalam bidang farmasi sebagai obat luka, batuk berdarah, penawar racun, desinfektan dan sebagai anti bakteri, anti inflamasi, anti tumor, dan anti kanker. Pertanyaan saya adalah apa kaitan nya kandungan gingerol dan shogaol pada bidang farmasi
Gingerol dan shogaol adalah senyawa penting yang terkandung dalam jahe atau ginger. Dalam bidang farmasi, gingerol dan shogaol telah diteliti karena memiliki efek anti-inflamasi, antioksidan, dan analgesik. Gingerol juga diketahui dapat membantu mengurangi mual dan muntah, sementara shogaol dapat membantu meredakan nyeri. Kedua senyawa ini telah digunakan dalam berbagai produk farmasi, termasuk obat-obatan anti-inflamasi, suplemen kesehatan, dan obat-obatan tradisional.
Pada jurnal yang digunakan oleh maizatul sebagai referensi, disebutkan bahwa sifat gingerol yang tidak stabil
BalasHapusdan dapat berubah menjadi shogaol karena dehidrasi saat proses pemanasan.
Dan dari jurnal yang saya baca, gingerol dapat dibuat dengan ekstraksi secara batch dari rimpang jahe segar dengan pelarut tidak polar dan bertitik didih rendah 30-32°C dan akan terdekomposisi menjadi shogaol pada suhu 60°C
Kedua hal ini berkaitan, yaitu sama sama membahas tentang senyawa gingerol pada rimpang jahe yang dapat berubah menjadi senyawa shogaol.
Yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah senyawa gingerol tetap dapat berubah menjadi shogaol jika pelarut yang dipakai pada proses ekstraksi tersebut adalah pelarut non polar dan suhu pemanasannya lebih rendah? jelaskan alasannya.
Dijurnal maiza terdapat komponen utama pembentuk rasa pedas pada jahe merah itu adalah gingerol dan shogaol, yang saya baca dari jurnal maiza tidak terdapat pembahasan secara bidang farmasi tentang kandungan gingerol dan shogaol dari ekstrak jahe metah. sedangkan dari jurnal yang saya baca tentang kayu secang, kayu secang saja dapat digunakan dalam bidang farmasi sebagai obat luka, batuk berdarah, penawar racun, desinfektan dan sebagai anti bakteri, anti inflamasi, anti tumor, dan anti kanker. Pertanyaan saya adalah apa kaitan nya kandungan gingerol dan shogaol pada bidang farmasi
BalasHapusGingerol dan shogaol adalah senyawa penting yang terkandung dalam jahe atau ginger. Dalam bidang farmasi, gingerol dan shogaol telah diteliti karena memiliki efek anti-inflamasi, antioksidan, dan analgesik. Gingerol juga diketahui dapat membantu mengurangi mual dan muntah, sementara shogaol dapat membantu meredakan nyeri. Kedua senyawa ini telah digunakan dalam berbagai produk farmasi, termasuk obat-obatan anti-inflamasi, suplemen kesehatan, dan obat-obatan tradisional.
Hapus